Varian Omicron Berbeda dan Cenderung Ringan, tapi Cukup Berbahaya

    Varian Omicron Berbeda dan Cenderung Ringan, tapi Cukup Berbahaya
    Ilustrasi Virus varian Omicron

    JAKARTA – Para ahli telah mengatakan bahwa varian Omicron menimbulkan gejala yang berbeda dan cenderung ringan, tapi cukup berbahaya.

    Apalagi, varian baru virus corona Covid-19 ini memiliki mutasi yang lebih banyak dan berbahaya dibandingkan varian Delta. Rabu (01/12/2021).

    Dr Angelique Coetzee, ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan adalah orang pertama yang mengingatkan bahaya gejala varian Omicron. Menurutnya, gejala varian Omicron ini cukup ringan.

    Dr Coetzee bercerita pernah merawat seorang pasien yang menunjukkan gejala tak biasa dan berbeda dengan varian Delta, jenis virus corona Covid-19 yang sempat dominan dan mengkhawatirkan.

    Ia menceritakan seorang pasien pria usia 33 tahun yang kondisinya sangat lemah selama beberapa hari terakhir. Ia mengatakan bahwa pasien itu tidak mengalami sakit tenggorokan, tetapi tenggorokannya terasa gatal.

    Ia pun menjabarkan beberapa gejala yang mungkin berkaitan dengan varian Omicron, meliputi: Kelelahan ekstrem, Demam, Pegal-pegal, Sakit kepala, Keringat malam, Pilek, Tenggorokkan gatal.

    Unben Pillay, seorang dokter umum yang berpraktik di Midrand, Johannesburg, mengatakan sementara ini kasus varian Omicron yang masih terlihat ringan.

    “Kami melihat pasien mengalami demam, keringat malam, dan nyeri tubuh, ” kata Unben Pillay dikutip dari Express.

    Pasien menunjukkan varian Omicron juga tidak memicu gejala berupa batuk terus-menerus atau kehilangan indra penciuman atau perasa, yang merupakan gejala umum virus corona Covid-19 sebelumnya.

    Salah satu penyebab gejala varian Omicron ini berbeda dengan varian Delta adalah perubahan cara virus berinteraksi dengan sel kekebalan.

    Banyak gejala penyakit umum, seperti demam atau pilek, terutama disebabkan oleh respons imun kita terhadap infeksi daripada kerusakan langsung oleh virus atau bakteri.

    Perbedaan respons imun juga bisa menjadi penyebab dua varian virus corona itu tidak menimbulkan gejala yang sama.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan akan membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk memahami cara kerja varian Omicron dan efektivitas vaksin Covid-19 untuk melawannya.

    Pengamatan awal Dr Coetzee hanya didasarkan pada sejumlah kecil kasus dan para ahli khawatir tentang sejumlah besar mutasi Omicron. Bukti awal menunjukkan strain memiliki peningkatan risiko infeksi ulang. (Red)

    Udin Komarudin

    Udin Komarudin

    Artikel Sebelumnya

    Meriahkan HUT Ke-13, Pemkab Mesuji Gelar...

    Artikel Berikutnya

    Kecelakaan Lalu Lintas Korban Meninggal...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Danlanud Sultan Hasanuddin Resmi Tutup Pendidikan Latker Flight Control System Mechanical Basic Speciality Course Boeing 737
    Polres Jember Siagakan Personel di Pantai Saat Ops Lilin Semeru 2024, Antisipasi Bencana Hidrometeorologi
    Gercep Polisi bersama TNI dan BPBD Tangani Dampak Banjir dan Tanah longsor di Bondowoso
    Operasi Lilin Semeru 2024,Polresta Banyuwangi Lakukan Pembatasan Angkutan Barang, Pelabuhan Ketapang Lancar
    Hendri Kampai: Sudah Saatnya Pemerintah Membangun Koperasi Indonesia Inc., Sebuah Solusi untuk Kesejahteraan Bangsa

    Ikuti Kami